UN Bahasa Indonesia


(1) Sebagai salah satu negara dengan hutan terluas di dunia, Indonesia menjadi incaran investor kegiatan ekonomi ekstraktif. (2) Kini luas hutan di Indonesia yang mengalami deforentasi atau penggundulan dan degradasi atau penurunan kualitas tutupan hutan mencapai 56 juta hektar. (3) Perbaikan hutan pada tahun ini diharapkan dapat mencapai 1 juta hektar. (4) Akan tetapi, itubergantung pada anggaran. (5) Tahun ini Departemen Kehutanan mengajukan anggaran Rp 8,5 trilyun ke Departemen Keuangan.
1.      Ide pokok paragraf di atas adalah......
  1. penggundulan dan perbaikan hutan
  2. luas hutan di Indonesia
  3. keadaan hutan Indonesia
  4. anggaran perbaikan hutan
  5. penurunan kualitas hutan tutupan
2.      Kalimat fakta dalam paragraf di atas terdapat pada nomor...
  1. (1) dan (2)
  2. (1) dan (3)
  3. (2) dan (3)
  4. (2) dan (5)
  5. (3) dan (5)

Alamat Blog XII IPA 1

Nah hari ini tugas TIK dari mr.Untung adalah memposting alamat-alamat blog teman-teman satu kelas, dan ini diaa,, Cekidott...

Anang Wahyudi
Anggy Nova Izzati
Ari Rahmawati
Bayu Aji P
Bayu Putra Setyo W
Catur Martiningsih
Cendana Puspitasari
Danang Eko P
Daud Tedjo H
Dhila Meliala
Effeline Valensia
Eko Purnomo P
Endy Christian M
Erica Christina Manalu
Evi Sindi Pradita
Febriyanto
Hananingsih W
Haryuni
Ika Oktavia Nurmila
Nina Hardiana
Nur Endah Himawati
Pransiske Nugraheni
Puput Astya A
Reni Feginanda
Retno Miranti
Sintia Widyaningsih
Sugiyarti
Suradi Suhastanto
Vega Fauziah 
Wendha Yoel PP
Yunita Defiangraini
Zeli Marta R

Inilah alamat blog teman-teman PARADISE, silakan di kunjungi sobb..




Spesial Idul Adha



Idul Adha Al-Mu’min

Di Idhul Adha tahun ini tinggallah 3 anak muda yang hidup mandiri dalam satu rumah antara lain gue, Aden alias Risal alias ade gue dan Budi alias sepupu gue alias ade gue juga. 3 anak muda ini punya hubungan yang sangat baik sama Bapak RT waktu itu. Yaelah Pak saya lupa malahan nama Bapak. Pokoknya Bapak dari Majalengka sekampung halaman sama Budi.

Bapak RT perhatian banget sama kami, sering nengokin, ngontrol rumah pas siang bolong semua pada ngorok di kamar masing-masing pintu rumah kebuka lebar-lebar mempersilahkan maling masuk dengan leluasa nyolong Magic Com kesayangan kami (sebenernya karena cuma itu barang berharga yang kami punya.. ada sih TV, tapi gue yakin, maling pasti bakal lebih milih Magic Com atau mendingan sukarela bantu nutupin pintu rumah aja )

Puisiku


Untuk Tunas Pemuda
(CP)

Ditengah dentingan suara jarum detik jam,
Kurasakan suara lantang seorang wanita,
Mengalun seiring pijakan kiri pasukan wibawa,
Sorot matanya bagai busur dalam panah
Menentang terik sang raja siang,
Kulihat derap langkah nan berirama,
Para wanita berparas garang menggema dalam hentakan jiwa juara
Tak mereka pedulikan betapa peluh keringat membekas dalam muka,
Betapa dahaga menghiasi kerasnya suara,
Yang mereka tahu bahwa mereka telah lama berperang dengan sang surya,
Ketika sepenggal wajah letih mencuri setitik semangat mereka,
Datanglah segelas air yang siap mengaliri kerongkongan nan gersang,
Mengibas rasa berat untuk kembali berdiri,
Mengembalikan RASA meraih ASA,

Tugas Naskah Drama



Asal-usul Reyog Ponorogo
Oleh :
Anggy Nova Izzati
Catur Martiningsih
Cendana Puspitasari
Effeline Vallencia
Endy CrhistanMahardia
Hananingsih Widhiasri

Babak 1
Di Kerajaan Kediri, seorang Raja Dhaha ( Jaya Negara ) memiliki anak yang bernama Dewi Songgo Langit. Parasnya nan cantik membuat semua pria bertekuk lutut, namun hingga mencapai usia pernikahan Dewi Songgo Langit belum juga diperistri orang. Akhirnya Rajapun mengambil keputusan untuk mengumpulkan semua patih dan warga di Istana Kediri.

Raja Kediri           : “Mas bro mbak bro, mreneo sek, aku ameh ngomong. Iki pokoe penting. Wes pokoe
penting, ora enek sing luwih penting soko iki. Penting buaaaaaaanget.”
  (menjentikkan jari )
Patih                      : “Sek, sek, sek, ono opo iki? Wong kok mbulete ram.”
Raja Kediri           :(berdiri dari kursi kerajaan dan menunjuk pada patih) “Hee, koe lali, aku sopomu?
Paaaangkatmu kii opo ?”
Patih                      : (Dengan menggebrak meja ) “ Demi Tuhan ! Lali aku rek,, Sory, sory. Nyuwun
pangapunten gusti Prabu. Kulo lepat. Wonten dhawuh punapa?” (menundukkan kepala
sembari menempelkan kedua telapak tangan di atas kepala )
Raja Kediri           : “Lho, patihku gendheng to rek. Yak opo iki ? Omong kok sak karepe udele, koyo wong
bodong wae. Ngelengke karo guruku mbiyen.”
Patih                      : “Ampun gusti, ampun.” (menundukkan kepala semakin dalam )
Raja Kediri           : “ Aku kii galau. Anak prawanku, si Songgo Langit kui kok durung payu-payu. Jare
kurange kii opo. Wes ayu, pinter, iso nyonggo langit sisan. Koe ngerti sing anyar neh
ora? Dewe’e iku lek twitter wis dadi Tranding topek. Opo kurang terkenal ? sampek
ngalahne Joli-joli.” (kembali duduk )
Patih                      : “Angelina Joli gusti Prabu.”
Raja Kediri           : “ Yoyoyo, aku podo koe, aku podo koe. Nah, ikike outpute ke piye ? Ewakono mikir mas
bro.” (menunjuk pada patih )
Patih                      : “Kulo gadhah usul Gusti, mbok bilih ndoro Ayu Songgo Langit punika lak sampun
gadhah Twetter, pesbuk, bbm, lan sak panunggalanipun, hla mbok punika dipun
manfaatke to Gusti.”
Raja Kediri           : “Yak opo lek arep manfaatke ?”
Patih                      : “Nggih punika kan saget di ngge ngentukne jodhonipun Ndoro Ayu. Nggih biasanipun
lek taksih  prawan ayu gek statuse  lajang lak punika kathah ingkah kagodho Gusti.”
Raja Kediri           : “Oyooo, bener koe. Ning ben rodok gaul, syarate di gae sing nyleneh sithik.”
Patih                      : “Inggih pripun Gusti ?”
Raja Kediri           : “Ngene, ngene, iki tak jelaske nganggo bahasa Indonesia, ben wong sing nek luar negri
sopo ruh bisa kepincut. Syaratnya, 114 ekor kuda kembar, hewan berkepala dua, dan
kesenian baru yang belum pernah ada.”
Patih                      : “Ekore mawon Gusti ?” (menggaruk kepala )
Raja Kediri           : “Yo ora,, Ngono wae ra mudheng, yo jarane lengkap, ra mung buntute. Kuwi engko
transliten nganggo Gugel translit. Gek posen neng pesbuk karo twetter. Jo lali !
Pasworte waifi kerajaan kerajaankediricemungutcemunguteyaaaaak. Ojo lali a ne
nggon eak cacahe limo.
Patih                      : “Enggeh gusti prabu. Kulo badhe mundut tabulet kulo riyen. Permisi.” (berlalu
  meninggalkan tempat )

Believe


Believe

Siang itu mengantarkanku pada kebimbangan,
Sebuah keputusan yang tak kuduga sebelumnya,
Dalam ruang yang penuh dengan orang-orang penting,
Dalam ruang yang penuh dengan orang-orang bijak,
Terpanggilah namaku untuk menjadi regenerasi dari mereka,
Kaget, syok, tak menduga,,
Itu yang aku rasa ketika mendengar namaku di sebut,
Terasa berat melangkahkan kaki kedepan,
Serasa kosong tak ada tujuan,

Jembatan Merahku



Jembatan Merah Ala Anak Remaja



Ambil suaraaaa,
One, two, three, Gooo...
Jembatan merah, sungguh gagah berpagar gedung indah.
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti.
Mengenang susah, hati patah ingat zaman berpisah
Kekasih pergi, sehingga kini belum kembali
Biar jembatan merah andainya patah,
Akupun bersumpah akan ku nanti dia sini, bertemu lagi.

Cieett, yang ngepost lagi nyanyi..
Ini mah gara-gara virus upacara kemarin yang petugas koornya nyanyi lagu nasional “Jembatan Merah”.  Suaranya masih terngiang-ngiang di telinga sampek sekarang. Lagu ini bener-bener ngena banget di hati. Apa lagi sekarang ini lagi zaman-zamannya galau. (Curcol dikit ) wkwk,
Sedikit saya akan membuat kiasan dari lagu ini, yang saya sesuaikan dengan keadaan hati anak remaja masa sekarang. Maaf bukan bermaksud mengubah makna dan tujuan dari lagu ini, hanya saja ini kreatifitas saya sendiri yang suka mengotak-atik kata. Langsung saja ini dia, Jembatan Merah ala Cendana .......Cekiiiddddooooott,,,,,

Puisi


Jejak Nusantara
(CP)

Dari ujung barat hingga ujung timur
Dari pelosok suku hingga cakrawala kota
Terbentang hijaunya alam nusantara,
Berjajarlah laut dengan mutiara berharga,
Terbang bebas para pasukan bernyawa
Membuat sesimpul senyum setiap kasat mata,
          Namun masih terasakah itu semua ?
          Sejak adanya sajak-sajak tangan tak berdosa
          Para pengoyak negara,
          Menerjang kedamaian dan keindahan
          Dulu rindang sekarang gersang
          Dulu menjulang sekarang di tebang,,
          Asap mengepul limbah terkumpul
          Satu persatu mulai terkikis,
          Tergiur oleh suapan mistis

Anak Kimia Berkarya


Zaman sekarang itu lagi ngetren-ngetrenya cerita cinta. Ada kisah segitiga, segiempat, perselingkuhan yang ujung-ujungnya cuma di buat novel ataupun cerpen. Tapi kali ini unik, kisah cinta yang biasanya di jadikan cerpen ataupun novel dengan tokoh manusia, kini ada sedikit cerita tentang kisah cinta yang tokohnya dari senyawa-senyawa kimia. Nah lo, biasanya anak SMA yang mengambil jurusan IPA itu pusing banget kalo suruh ngerjain soal-soal kimia, saking pusingnya sampek-sampek pelajaran kimia yang harusnya itung-itungan malah dibuat sebuah cerita. Ini nih sedikit contohnya, (Sebenarnya ini cuma keisengan di tengah pusingnya ngerjain Kimia, tapi ada faktor curcolnya dikit lah) :D

Darah Sang Pramuka


Darah Sang Pramuka
(by: Cendana Puspitasari)
Add caption
Pagi yang dingin ini membuatku seolah enggan beranjak dari ranjang kesayanganku ini. Matahari yang belum merekahkan senyumnyapun memberikan pertanda hari ini masih gelap. Namun, aku terbangun karna mendengar suara alarm yang begitu menggetarkan hatiku. Yaa, suara yang sayup-sayup terdengar di telinga itu mampu membangunkanku dari tidur pulas malam tadi. Suara itu adalah Adzan Subuh. Yaa, meskipun jarak rumahku dengan masjid agak berjauhan namun masih jelas bahwa itu adalah suara lafadz Sang Penciptaku yang dikumandangkan. Bergegas aku bangkit dan meninggalkan bantal-guling sebagai sahabat tidurku itu. Ku ambil air wudlu dan akupun menunaikan kewajibanku. Dalam sujud terakhir ku panjatkan rasa syukur karna sampai pada detik ini seluruh alat indraku masih berfungsi secara normal. Bahkan aku masih di izinkan untuk melihat indahnya warna-warni dunia yang membesarkanku ini.
“Terimakasih ya Allah, Engkau masih menyayangi hamba, Engkau masih izinkan hamba untuk memperbaiki diri, Engkau masih izinkan hamba untuk bertemu dengan orang-orang yang hamba sayangi : orang tua, keluarga, sahabat, guru. Terimasih pula Engkau telah mengirimkan Dokter Danang yang selama ini sabar memeriksaku, memberiku motivasi, dan menyayangiku selayaknya seorang anak baginya.” Begitulah do’a yang kupanjatkan pagi ini.