Believe


Believe

Siang itu mengantarkanku pada kebimbangan,
Sebuah keputusan yang tak kuduga sebelumnya,
Dalam ruang yang penuh dengan orang-orang penting,
Dalam ruang yang penuh dengan orang-orang bijak,
Terpanggilah namaku untuk menjadi regenerasi dari mereka,
Kaget, syok, tak menduga,,
Itu yang aku rasa ketika mendengar namaku di sebut,
Terasa berat melangkahkan kaki kedepan,
Serasa kosong tak ada tujuan,

Jembatan Merahku



Jembatan Merah Ala Anak Remaja



Ambil suaraaaa,
One, two, three, Gooo...
Jembatan merah, sungguh gagah berpagar gedung indah.
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti.
Mengenang susah, hati patah ingat zaman berpisah
Kekasih pergi, sehingga kini belum kembali
Biar jembatan merah andainya patah,
Akupun bersumpah akan ku nanti dia sini, bertemu lagi.

Cieett, yang ngepost lagi nyanyi..
Ini mah gara-gara virus upacara kemarin yang petugas koornya nyanyi lagu nasional “Jembatan Merah”.  Suaranya masih terngiang-ngiang di telinga sampek sekarang. Lagu ini bener-bener ngena banget di hati. Apa lagi sekarang ini lagi zaman-zamannya galau. (Curcol dikit ) wkwk,
Sedikit saya akan membuat kiasan dari lagu ini, yang saya sesuaikan dengan keadaan hati anak remaja masa sekarang. Maaf bukan bermaksud mengubah makna dan tujuan dari lagu ini, hanya saja ini kreatifitas saya sendiri yang suka mengotak-atik kata. Langsung saja ini dia, Jembatan Merah ala Cendana .......Cekiiiddddooooott,,,,,

Puisi


Jejak Nusantara
(CP)

Dari ujung barat hingga ujung timur
Dari pelosok suku hingga cakrawala kota
Terbentang hijaunya alam nusantara,
Berjajarlah laut dengan mutiara berharga,
Terbang bebas para pasukan bernyawa
Membuat sesimpul senyum setiap kasat mata,
          Namun masih terasakah itu semua ?
          Sejak adanya sajak-sajak tangan tak berdosa
          Para pengoyak negara,
          Menerjang kedamaian dan keindahan
          Dulu rindang sekarang gersang
          Dulu menjulang sekarang di tebang,,
          Asap mengepul limbah terkumpul
          Satu persatu mulai terkikis,
          Tergiur oleh suapan mistis

Anak Kimia Berkarya


Zaman sekarang itu lagi ngetren-ngetrenya cerita cinta. Ada kisah segitiga, segiempat, perselingkuhan yang ujung-ujungnya cuma di buat novel ataupun cerpen. Tapi kali ini unik, kisah cinta yang biasanya di jadikan cerpen ataupun novel dengan tokoh manusia, kini ada sedikit cerita tentang kisah cinta yang tokohnya dari senyawa-senyawa kimia. Nah lo, biasanya anak SMA yang mengambil jurusan IPA itu pusing banget kalo suruh ngerjain soal-soal kimia, saking pusingnya sampek-sampek pelajaran kimia yang harusnya itung-itungan malah dibuat sebuah cerita. Ini nih sedikit contohnya, (Sebenarnya ini cuma keisengan di tengah pusingnya ngerjain Kimia, tapi ada faktor curcolnya dikit lah) :D

Darah Sang Pramuka


Darah Sang Pramuka
(by: Cendana Puspitasari)
Add caption
Pagi yang dingin ini membuatku seolah enggan beranjak dari ranjang kesayanganku ini. Matahari yang belum merekahkan senyumnyapun memberikan pertanda hari ini masih gelap. Namun, aku terbangun karna mendengar suara alarm yang begitu menggetarkan hatiku. Yaa, suara yang sayup-sayup terdengar di telinga itu mampu membangunkanku dari tidur pulas malam tadi. Suara itu adalah Adzan Subuh. Yaa, meskipun jarak rumahku dengan masjid agak berjauhan namun masih jelas bahwa itu adalah suara lafadz Sang Penciptaku yang dikumandangkan. Bergegas aku bangkit dan meninggalkan bantal-guling sebagai sahabat tidurku itu. Ku ambil air wudlu dan akupun menunaikan kewajibanku. Dalam sujud terakhir ku panjatkan rasa syukur karna sampai pada detik ini seluruh alat indraku masih berfungsi secara normal. Bahkan aku masih di izinkan untuk melihat indahnya warna-warni dunia yang membesarkanku ini.
“Terimakasih ya Allah, Engkau masih menyayangi hamba, Engkau masih izinkan hamba untuk memperbaiki diri, Engkau masih izinkan hamba untuk bertemu dengan orang-orang yang hamba sayangi : orang tua, keluarga, sahabat, guru. Terimasih pula Engkau telah mengirimkan Dokter Danang yang selama ini sabar memeriksaku, memberiku motivasi, dan menyayangiku selayaknya seorang anak baginya.” Begitulah do’a yang kupanjatkan pagi ini.